1. makna dan fungsi
Silat Song Song Merupakan silat penyambutan pengantin maupun penyambutan
tamu-tamu agung.
Di dalam penyambutan pengantin, Silat Song-song adalah bagian
dari tahapan kedua upacara perkawinan masyarakat Aceh Tamiang. 
(1) pertukaran Tepak sirih antara
kedua keluarga pengantin, 
(2) Silat Song- song
(3) Tari penyambutan pengantin yang berupa tari Sekapur Sirih,
(4) Berbalas pantun antara kedua pihak keluarga pengantin bersamaan
dengan penaburan beras padi,
(5) palang pintu..
2. sejarah
Pada awalnya Silat Song-song hanya dipertunjukkan dikalangan
kerajaan Tamiang saja untuk penyambutan tamu- tamu raja. Dahulunya, di Aceh
Tamiang masih menggunakan sistem kasta yaitu masyarakat tidak diperbolehkan
belajar serta mengetahui tentang kesenian- kesenian yang berkembang di
lingkungan kerajaan Tamiang termasuk Silat Song- song.  
Awal  terciptanya  Silat 
Song-song ini tidak teridentifikasi siapa penciptanya dan pada tahun
berapa diciptakan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 tidak ada lagi
sistem kasta, kekuasaan sepenuhnya berada di pemerintahan pusat sehingga masyarakat
Tamiang boleh mempelajari kesenian  yang
berkembang di kerajaan termasuk kesenian Silat Song- song. 
OK. Said bukan keturunan raja, tetapi tinggal di dekat
kerajaan yang perduli kesenin Tamiang. Beliau mulai memperkenalkan Silat
Song-song dan mengembangkan kesenian tersebut ke masyarakat agar tidak punah.
Kemudian beliau mendirikan Perguruan Silat Pelintau sebagai wadah agar pemuda- pemuda berlatih silat. Sejak saat itu pula, OK. Said mengembangkan fungsi Silat Song-song sebagai silat penyambutan pengantin dan tamu tamu besar.
Setelah OK. Said  wafat
pada  tahun1970, Perguruan Silat Pelintau
diteruskan oleh muridnya yang bernama Nyak Timbang (1970-1996). Pada masa
kepemimpinan Nyak Timbang terjadi perubahan yakni, silat Song-song yang
pada  mulanya  dilakukan 
oleh  laki- laki saja, pada masa
Nyak Timbang sudah diperbolehkan dilakuan oleh perempuan. Alasan perubahan
tersebut adalah, perempuan juga  harus
belajar silat demi keselamatan dirinya dari segala bahaya yang mengganggunya.
Perubahan ini diteruskan sampai sekarang 
setelah Nyak Timbang wafat pada tahun 1996. 
Di masa pengurusan bapak Nukman, “Tidak ada terjadi perubahan-perubahan yang mendasar tentang gerak, pakaian, dan properti. Semuanya masih dalam pengajaran dari guru sebelumnya yaitu Nyak Timbang”.
 
3. Jenis Ragam gerak
Silat Song-song 
merupakan  satu  paket 
gerak silat  yang terdiri dari
dua  ragam  gerak silat yaitu :
(1) menyambut pengantin
   dengan pesilat  berbaris 
menggunakan  pola simetris
membentuk dua garis memanjang ke 
belakang  sebagai  simbol 
membuka jalan untuk rombongan.
(2) Rencah Tebang batang pisang
Rencah Tebang batang pisang yaitu menebas batang pisang dengan menggunakan senjata tajam berupa pedang panjang yang disebut pedang rencah yang di mainkan Dua pesilat bertarung lalu menebas batang pisang yang berjumlah ganjil.
Rencah tebang memiliki makna
simbolik yaitu membuang halangan dan rintangan sebagai pengganggu jalannya  kehidupan baru bagi rumah tangga kedua
pengantin. Batang pisang yang akan ditebang harus berjumlah  ganjil.
Dalam bahasa Tamiang, Rencah berarti menebang batang kayu yang masih kecil- kecil dengan jumlah yang banyak sedangkan Tebang berarti memotong kayu yang besar dan membutuhkan berkali-kali menebasnya.
    Dalam melakukan hal ini, masyarakat Aceh Tamiang
menggunakan batang pisang sebagai simbol membuang halangan dan rintangan menuju rumah pengantin wanita sehingga tidak  ada 
lagi  hal- hal  yang 
melintang selama perjalanan.
Rencah Tebang merupakan silat laga yang dilakukan oleh dua orang pesilat yang beradu kekuatan. Kedua pesilat tersebut melakukan gerak improvisasi sehingga tidak membentuk pola yang baku. akan tetapi gerak yang digunakan merupakan hasil eksplorasi dari gerak dasar silat Pelintau Tamiang.
Ketika beradu, kedua pesilat menggunakan senjata tajam sejenis pedang panjang yang sering disebut pedang tajam sehingga batang pisang yang akan ditebang akan runtuh sekali tebas.
    Batang  
pisang   tersebut    harus ada  kaitannya  dengan Ketuhanan. berjumlah  ganjil 
karena  erat  kaitannya pada religius karena masyarakat
Aceh Tamiang mayoritas beragama Islam sehingga  
 
 
 
 
 
 
salam silat tradisi yang sering di umpamakan silat kenyang,
BalasHapus