Home

Sabtu, 21 Oktober 2023

“Di guyang Boleh, Dicabut Te’ek”

 


MELESTARIKAN ADAT DAN MENJAGA BUDAYA PENCAK SILAT PELINTAU TAMIANG

Nama PELINTAU di ambil dari bahasa Tamiang asli yaitu : “Pelin” dan “Tau”. “Pelin” memiliki arti “Semua” sedangkan Tau memiliki arti “Tahu”, sehingga “PELINTAU” memilki arti “SEMUA TAHU”. Tujuan di bentuknya Silat pelintau Tamiang ini adalah untuk mengusir para penjajah Belanda dari tanah Tamiang serta sebagai pertahanan dari kerajaan Tamiang untuk menahan serangan dari musuh baik dari dalam maupun dari luar daerah.  

Seni bela diri pencak silat pelintau Tamiang adalah seni pencak silat yang lebih menonjolkan keindahaan seni bela dirinya. Bagi orang Tamiang tempo dulu Filosofinya Pelintau lahir dari kearifan Alam Tamiang. Para pendahulu belajar dari alam dan lingkungan sekitar. Silat pelintau adalah Pencak Silat Khas Suku Tamiang yang dimainkan secara berpasangan oleh pesilat laki-laki maupun pesilat wanita.

 

 Dulu silat pelintau di ajarkan secara sembunyi-sembunyi kepada para pemuda-pemuda Tamiang, dengan tujuan agar dapat mempertahankan diri dari serangan musuh serta membawa usaha-usaha untuk mengusir para penjajah dari Tamiang. Setelah masa kemerdekaan tepatnya di tahun 1953 Seni Pencak Silat Pelintau Tamiang di kukuhkan. Sejak saat itulah silat pelintau ini mulai di ajarkan secara terang-terangan dan mulai di pertunjukan kepada masyarakat umum.  Seiring perkembangan zaman silat Pelintau tidak hanya digunakan sebagai perlindungan diri, tetapi seni bela diri ini juga di pertunjukan dalam berbagai upacara adat, seperti Pernikahan, Turuntanah, Khitanan dan menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Menteri, Bupati dan Penjabat-penjabat tinggi lainnya.

 

 

 Dalam berbagai upacara adat tersebut silat pelitau memilki makna yang berbeda-beda di setiap adatnya. Pelintau dalam upacara pernikahahn di tujukan untuk mendidik dan menanamkan bahwa suami adalah pelindung keluarga, Pelintau dalam upacara turun tanah di tujukan bahwa telah lahir atau hadir seorang calon pemimpim dalam keluarga tersebut, sedangkan pelintau dalam acara khitan bermakna bahwa anak laki-laki tersebut telah baligh sehingga harus memiliki sifat keberanian karena kelak akan menjadi pelindung keluarga.

Dalam masyarakat Tamiang Silat Pelintau terdiri dari dua jenis yakni silat Songsong dan silat Rebas Tebang. Silat Songsong digunakan untuk menyambut tamu kehormatan dan menyambut besan dalam upcara pernikahan. Sedangkan silat Rebas Tebang untuk menyambut mempelai laki-laki di dalam upacara pernikahan, upacara turun tanah dan upacara khitanan. Silat pelintau sendiri memilki empat pola dasar gerakan. Pertama gerakan salam sembah, yaitu untuk memberikan penghormatan kepada guru dan hadirin sebagai symbol keharmonisan dan kesadaran sebagai makhluk biasa. Kedua gerak titi batang, yaitu gerakan pembuka untuk mendapat keseimbangan dan konsentrasi sebelum memulai langkah selanjutnya. Ketiga, yaitu gerak langkah tiga atau langkah empat untuk memecah gerak-gerak selanjutnya yang berupa jurus atau langkah yang bervariasi. Keempat yakni gerak salam terakhir yang merupakan symbol permohonan maaf kepada guru, hadirin dan lawan main.

Pertunjukan silat pelintau  Tamiang ini diiringi oleh alat-alat music tradisional, seperti Gendang, Biola, Akordion. Iringan alat music ini bertempo sedang hingga cepat, menghadirkan suasana penuh semangat dan enerjik. Para pemain silat pelintau terdiri dari pesilat laki-laki maupun pesilat perempuan. Para pesilat ini menggunakan pakaian berupa baju lengan panjang dan celana panjang yang berwarna hitam. Selain itu pesilat laki-laki juga mengunakan Tenguluk yakni sebuah ikat kepala, sedangkan pesilat perempuan menggunakan jilbab berwarna hitam. Tak hanya itu penampilan para pesilat juga dilengkapi dengan selempang dan kain songket yang di ikat di pinggang.

Silat pelintau tidak hanya di pertunjukan di Aceh saja, tetapi seni bela diri ini juga kerap dipertunjukan dalam helatan budaya di berbagai provinsi. Silat Pelintau juga sudah menjadi silat internasional dan bahkan Silat Pelintau telah di tetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang di tetapkan pada tanggal 16-18 agustus 2019 dan di sahkan pada tanggal 8 Oktober 2019 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Prof. Dr. Muhatjir Efendi.


 Silat pelintau sudah mengikuti berbagai fesitival dari tahun 1976-hingga sekarang beberapa festival di antaranya:

1        1. Festival Pencak Silat di Malaysia pada tahun 1976   

2        2. Festival Pencak Silat di Danau Singkarak (sumatera Barat) pada tahun 1998

3        3. Festival Pencak Silat di Masjid Istiqlaldi Jakarta pada tahun 1991

4        4. Festival ITTF di Lhokseumawe pada tahun  1997

5.     5. Festival Pencak silat dalam rangka ulang tahun ke-60 IPSI di Pedepokan Silat Jakarta pada tahun 2008

6        6. Pernah mengikuti pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pada tahun  2019 di Jakarta.

7        7. Festival Serumpun Melayu Raya di Aceh Tamiang pada tahun 2022

8        8. Festival kemilau seni di aceh Tamiang pada tahun 2022.

9       9.  Festival gerakan 1000 pemdekar


  Silat pelintau juga baru-baru ini menggelar aksi gerakan 1000 pendekar yang di adakan di Tribun Kantor Bupati Aceh Tamiang dalam rangka Melestarikan adat dan Mejaga Budaya. Pencak silat adalah bagian dari Budaya seni bela diri yang telah menjadi warisan dari para leluhur. Sehingga perlu adanya upaya untuk terus melestrikan adat dan Menjaga budaya kita ini. Apa lagi pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia. Artinya ketika kita merawat, Menjaga, dan melestarikan serta memajukan pencak silat, itu sama hal nya dengan kita melestarikan dan menjaga budaya bangsa kita ini. Apalagi Tradisi pencak silat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan Budaya Tak Benda. Pencak silat telah menjadi identitas dan pemersatu bangsa Indonesia. Dimana tradisi budaya Pencak silat ini mengandung nilai-nilai persahabatan dan sikap saling menghormati.








PELINTAU 

Pelintau merupakan seni beladiri pencak silat tradisional yang berasal dari tanah bumi muda sedia, Aceh Tamiang.

 yang pertama kali diajarkan oleh Maha Guru OK Said bin Unus. Pada masa itu, pelintau diajarkan secara sembunyi-sembunyi, Setelah masa kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1953, Pelintau pun mulai dikukuhkan. Sejak saat itu, pelintau mulai diajarkan secara terang-terangan dan mulai dipertunjukkan pada masyarakat umum hingga pada saat sekarang ini.

Pencak bagian hulu

Pelintau berasal dari kata pelin yang berarti semua dan kata tau yang berarti tahu atau mengetahui. Secara harfiah, Pelintau berarti semua tahu. Hal ini dikarenakan, pelintau memiliki urutan dan tahapan di mana setiap pemain harus melewati tahapan tahapan tersebut.


Gerakan dalam pelintau lahir dari pengamatan terhadap alam dan lingkungan sekitar. Pelintau tidak hanya berfokus pada gerakan tangan kosong. Beberapa senjata seperti pedang, pisau, dan toya juga kerap digunakan oleh para pesilat.

Pencak Silat pelintau disampaikan ditampilkan pada acara pesta-pesta perkawinan sebagai acara penyambutan tamu-tamu pada acara formal pemerintahan. Silat pelintau ini terdapat gerakan-gerakan dalam tari-tarian bela diri. Pencak silat pelintau bukan olah raga pencak silat yang dipertandingkan tapi lebih merupakan kesenian tradisional yang di pegelarkan  dalam suatu acara khusus dalam masyarakat Tamiang.

pencak bagian hilir


Pelintau tidak hanya dipertunjukkan di Aceh. Seni bela diri ini juga kerap dipertunjukkan dalam helatan budaya di berbagai provinsi. Pada tahun 2019, Pelintau Tamiang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh.








Minggu, 17 September 2023

 PENDEKAR

“Pendekar adalah ksatria pemberani yang tak pernah memiliki gemuruh kebencian dalam jiwa dan raganya. Pencak silat mengenal kemanusiaan, kasih sayang dan kesucian setiap individu, agama, budaya, ras di dunia ini,”  ITU DALAM ARTIAN PENCAK SILAT



PENDEKAR DI TEMPAH OLEH 5 PERKARA
1. Akal
2. Fisik
3. Rasa
4. Hati
5. Ruhani ( ketuhanan )


 


SILAT APA ITU SILAT

    


SILAT itu bisa di umpamakan seperti Golok atau Parang,

Di asah dulu baru di sarung,
Jadi gak asal bacok........ Berbahaya

Kemudian bersilat itu harus " Samik na Wa atok na "
Dengar dan ikuti Apa Kata guru








 

Rabu, 06 September 2023

ADAB BERGURU




Assalamualaikum WBT, bersempena dengan Hari Guru ini, sesuai rasanya kita bercerita tentang adab dalam berguru. Mudah-mudahan sedikit sebanyak pesanan ini sampai pada tempat maksudnya.
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, peribahasa melayu yang bermaksud, betapa mudahnya murid akan mengikuti perbuatan gurunya terutama perbuatan yang tidak baik. Dalam menuntut ilmu, contoh tauladan utama kepada murid ialah guru yang mengajar. Ilmu dan guru tidak boleh dipisahkan perumpamaannya. Sesuatu ilmu itu tidak boleh dipelajari tanpa guru kerana Syaikh Abu Yazid al Bustamiy menyatakan,
“Barangsiapa tidak memiliki guru maka gurunya adalah syaitan.” (Tafsir Rûhul Bayân, 5/264).
Maka, adalah satu kewajipan untuk kita mencari seorang guru yang mursyid supaya kita tidak disesatkan oleh syaitan.


Martabat guru sentiasa disanjung tinggi, malah, mereka yang berilmu juga diangkat tinggi kedudukannya di sisi agama, termasuklah di dalam satu hadis Nabi Muhammad SAW:
“Kelebihan orang yang berilmu berbanding abid samalah seperti kelebihan bulan purnama berbanding segala bintang.” (Sunan Abu Daud dan at-Tirmizi).
Di dalam Perguruan Seni Silat, adab berguru amat ditekankan, antaranya adalah sentiasa memberikan ucapan salam dan bersalaman dengan guru. Hal ini dapatkan mengeratkan rasa kasih kepada guru dan menambah keberkatan dalam menuntut ilmu. Manfaat dari ilmu yang berkat, insyaallah ia akan dapat menjaga diri dan keluarganya, selain berbakti kepada agama, bangsa dan negara.
Daripada Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW bersabda:
لا تَدْخُـلُوا الـجَنَّةَ حتـى تُؤمِنُوا، ولا تُؤمِنُوا حتـى تَـحابُّوا أوَلا أدُلُّكُمْ علـى شَيءٍ إذا فَعَلْتُـمُوهُ تَـحَابَبْتُـمْ؟ افْشُوا السّلامَ بَـيْنَكُمْ
Maksudnya: “Mereka tidak akan masuk syurga sehingga mereka beriman dan tidak beriman mereka itu sehingga mereka berkasih sayang. Adakah kalian mahu aku tunjukkan sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya nescaya kalian akan saling menyayangi sesama kalian? Sebarkanlah salam sesama kalian”. [Riwayat Muslim, no. Hadith 81].
Selain salam, seorang murid hendaklah sentiasa menghormati dan tidak menyanggah kata-kata gurunya dengan cara yang tidak sopan. Guru telah banyak memberikan tunjuk ajar kepada kita, sekiranya terdapat sebarang kemusykilan, perlulah diajukan kepada guru supaya tidak tersesat jalan. Malah, seorang guru sentiasa mendoakan kesejahteraan murid-muridnya, maka wajar bagi setiap murid untuk mendoakan kebaikan buat gurunya.


Semoga kita dijauhkan dari perbuatan menyakiti hati guru dan menidakkan jasa-jasa guru. Perbuatan yang sedemikian amatlah tercela dan bakal mengundang balasan yang berat dari Allah S.W.T. Sebagai contoh didalam persilatan, gurulah yang menunjukkan dan mendidik kita dari terkial-kial menyorong pelebat hinggalah kita berjaya menguasai ilmu persilatan tersebut. Dari mulai membuka satu gelanggang sehingga berpuluh gelanggang yang diselia.
Pada suatu masa, bila sampai rasa sombong, guru dirasakan tidak perlu, adab dan tertib mula diabaikan, guru dipinggirkan. Tanpa sebarang mandat, murid kini menganggap beliau telah mencapai tahap guru, nasihat diabaikan,warisan tidak dipedulikan. Maka, bersedialah, bak peribahasa guru kencing berdiri, murid kencing berlari, perbuatan yang sama malah lebih terkutuk bakal dilakukan oleh anak-anak yang dididik oleh murid tersebut. Mereka telah menyaksikan perbuatan sumbang guru mereka, maka mereka mencontohinya. Bermulalah kerosakan dalam adab dan tertib persilatan tersebut.


Sebagai ahli dan pengamal silat, hendaklah kita menjaga adab dalam berguru, kasihilah guru dan dengarlah pesanan guru. Semoga beroleh ilmu yang berkat, kerana disebalik keberkatan itu tersimpan kekuatan dalam menjayakan perjuangan.
Kalau berburu ke padang datar,
Dapatlah rusa berbelang kaki.
Kalau berguru kepalang ajar,
Ibarat bunga kembang tak jadi.
Selamat Hari Guru buat guru-guru yang dikasihi, serta Al-Fatihah dihadiahkan buat guru-guru terdahulu. Semoga guru-guru kita sentiasa dalam lindungan Allah SWT. Amin.


Seni beladiri pencak silat tradisional pelintau tamiang



Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di Istora Senayan, Jakarta






Senin, 04 September 2023

MARS PELINTAU TAMIANG





IKRAR PELINTAU

 



Aliran Pencak Silat di Indonesia

 

By Nanda Utama



Kalau kita bicara aliran pencak silat, jawabannya akan sangat luas, panjang, dan beragam. Pembahasan tentang aliran pencak silat di Indonesia bisa menjadi bahan penulisan hingga beberapa buku. Karena "aliran" itu bisa ditinjau dari banyak segi:

 berdasarkan dasar tenaganya, berdasarkan gaya permainan silatnya, berdasarkan ketokohan pendiri/penerusnya, berdasarkan asal kedaerahannya, dan banyak segi lainnya.

Dari hasil penelusuran dan riset tercatat sedikitnya terdapat 700 perguruan pencak silat. Perlu diingat data ini masih bisa diperdebatkan, mengingat banyak perguruan yang kemudian juga menelurkan perguruan turunan dan mendirikan perguruan tersendiri.

Diantara ratusan nama-nama perguruan pencak silat di Indonesia ini kemudian juga ada yang dianggap sebagai "aliran". Contoh: Ada tiga perguruan pencak silat yang masing-masing menyebut dirinya dengan aliran sesuai nama masing-masing perguruan, padahal jika ditilik dari nama pendirinya dan asal daerahnya, ketiganya sebenarnya satu aliran pencak silat yang sama.

Pendapat para praktisi dan peneliti senior seperti Alm. O'ong Maryono (dalam buku “Pencak Silat: Merentang Waktu.”, 1998) serta G.J. Nawi (dalam buku “Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi”, 2016).



Bahwa pada mulanya hanya ada 4 (empat) aliran inti pencak silat tradisional, yaitu: Gerak Cepat, Gerak Kuat, Gerak Teguh dan Gerak Rasa. Dari empat aliran ini kemudian berkembang menjadi 100-200 aliran dan akhirnya terus berkembang hingga mencapai ratusan aliran. Belum lagi ada juga yang membentuk organisasi-organisasi yang kemudian juga dianggap sebagai aliran/sub-aliran, maka jumlahnya bisa mencapai hampir ribuan.


Ada juga praktisi sesepuh silat yang berpendapat bahwa awalnya hanya ada dua aliran, yaitu: Aliran Putih (ilmu yang berbasiskan ajaran agama atau berfokus pada tindakan anggotanya dan kebaikan masyarakat) dan Aliran Hitam (yang menggunakan bacaan-bacaan atau syarat-syarat tertentu). Dari dua aliran utama ini kemudian turun atau terpecah menjadi ratusan hingga ribuan aliran / sub-aliran.


Aliran silat di Indonesia juga ada yang memang asli berasal dari daerah-daerah di Nusantara yang diturunkan secara turun temurun sejak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara, ada yang bercampur dengan kearifan lokal menggunakan ilmu-ilmu atau ajian tertentu, ada juga yang bercampur dengan seni bela diri dari Tiongkok, Arab, Persia, atau pun berakulturasi dengan kebudayaan Hindu, Islam, hingga beragam kepercayaan tradisional.


Daerah mana sajakah di Indonesia yang memiliki pencak silat dan apakah nama aliran pencak silatnya?" kita batasi hingga beberapa saja, berdasarkan jumlah provinsi di Indonesia per tahun 2020 (34 provinsi), diantaranya:


(Catatan: nama perguruan/aliran yang tidak disebutkan satu persatu sebatas untuk menjawab pertanyaan secara umum saja, bukan untuk menulis data layaknya riset dan menulis buku secara mendalam. Penulisan nama aliran silat bisa saja bukan nama resmi, melainkan nama sebutan lokal dan mungkin saja terdapat kesamaan nama aliran silat walaupun di daerah/provinsi yang berbeda.)


• Nanggroe Aceh Darussalam

Silat Siwah Busoe (Lhokseumawe), 

Silat Pelintau (Aceh Tamiang), Silat Gaib (Aceh Utara), Silat Lencana Sakti (Lhokseumawe), Silat Gajah Puteh (Pidie), Silat Songsong (Aceh Selatan), Silat Tebas Rembang (Aceh tengah), Silat Peureulak (Aceh timur), Silat Harimau Liar (Aceh timur), Silat Ilmukti Busoe (Aceh Besar). Silat Perisai Putih Busoe (Aceh Besar). Silat Rimueng Tapa Busoe (Aceh Besar). Silat Beruk sakti Busoe (Aceh Besar). Silat gerak lingka busoe (Bireun). Silat Tekong Busoe (Lhokseumawe). Silat Tari barat Busoe (Subussalam-Singkil). Silat teureulak Busoe (Lhokseumawe). Putroe Aceh Busoe (Langsa).  Silat Arahman Busoe (Langsa). Silat Rimueng Itam (Aceh besar), Silat Jaka Satria (Aceh Utara) dan lainnya.


• Sumatera Utara

o Silat Monsak/Mossak/Moccak, Silat Parlilitan, Silat Toba, Silat Tarabintang, dan lainnya


• Sumatera Barat



o Silat Lintau, Silat Sabandar, Silat Pagaruyung, Silat Pariaman, Silat Ulu Ambek, Silat Harimau Lalok, Silek Tuo, Silat Minang, Silat Harimau Singgalang, Silat Langkah Tigo, Silat Langkah Ampek, Silat Kucing Siam, Silat Kambiang Hutan, Silat Sterlak, Silat Kumango, Silat Kota Anau, Silat Pauah, Silat Buayo, Silat Duduk, Silat Buah Tarok, Silat Pakiah Rabun, Silat Gajah Badoroang, Silat Sunua, Silat Balubuih, Silat Tiang Ampek, dan lainnya


• Riau

o Silat Buluh Tua, Silat Pangean, Silat Buah Tujuh, Silat Pangian, Silat Rokan, Silat Perisai, dan lainnya.

• Kepulauan Riau

o Silat Pengantin, Silat Laksmana, Silat Gayung, Silat Alam Rasa, dan lainnya.


• Jambi


o Silat Mayang Mangurai, Silat Muaro, Silat Harimau Kumbang, dan lainnya.


• Bengkulu

o Silat Cikak, Silat Kuntau, Silat Serilang Sakti, Silat Nibung Laut, dan lainnya.


• Sumatera Selatan

o Silat Kuntau, Silat Komring, Silat Perbah, Kuntau Semende, dan lainnya.


• Kepulauan Bangka Belitung


o Silat Ayem Utan, Silat Pulau Kelapa, Silat Bintit, Silat Harimau Putih, dan lainnya.


• Lampung


o Silat Sekinci, Silat Helang, Silat Keratuan, Silat Pincak, Silek Lampung, dan lainnya.


• Banten

o Silat Bandrong, Silat Trumbu, Silat Salam, Silat Haji, Silat Jalak Rawi, Silat Tjimande, Silat Gagak Lumayang, Silat Satria Muda, Silat Macan Guling, Silat Pusaka Tani, Silat Si Pecut, dan lainnya.


• DKI Jakarta



o Silat Beksi, Silat Cingkrik, Silat Sabeni, Silat Kwitang / Mustika Kwitang, Silat Cacag Lembang, Silat Citbitik, Silat Maenpo, Silat Sambut, Silat Rompes Pecut, Silat Bandrong, Silat Seliwa, Silat Pitoeng, Silat Jampang, Silat Gerak Rasa, Silat Maung Lugay, Silat Pukulan Bongkot, Silat Betawen, Silat Silau Macan, Silat Tiga Berantai, Silat Cimacan, Silat Paseban, Silat Kancing Tujuh, Silat Gombel, Silat Gelamak, dan lainnya.


• Jawa Barat



o Silat Cimande, Silat Sera, Silat Pamacan, Silat Trumbu, Silat Cikalong, Silat Syahbandar, Silat Ameng Timbangan, Silat Benjang, Silat Kendang Penca, Silat Maenpo, Silat Elang Putih, Silat Ciampea, Silat Cipetir, dan lainnya.


• Jawa Tengah

o Silat Ragajati, Silat Nursyah, Silat Setia Hati, 

Silat Tapak Suci, Silat Perisai Sakti, Silat Kasegu, Silat Bajul Wira, dan lainnya.


• Jawa Timur



o Silat Temenggungan, Silat Pagar Nusa, Silat Akeket Macanan, Silat Pamur, Silat Kuda Putih, Silat Kera Sakti, Silat Persaudaraan Setia Hati Terate, Silat Tabib Ketimuran Gubug, Silat Bawean, Silat Persatuan Hati, Silat Persaudaraan Setia Hati, Silat Gubug Ramaja, Silat Pokolan, Silat Cobra, Silat Macan Telaga Merah, Silat Cempaka Putih, Silat Perisai Diri, Silat Mancilan, Silat Rasa Tunggal, dan lainnya.


• DI Yogyakarta


o Silat Merpati Putih, Silat Persatuan Hati, Silat Garuda Jisai, Silat Kauman, Silat Tapak Suci, dan lainnya.


• Bali

Mengupload: 575365 dari 575365 byte diupload.

o Silat Sitembak, Silat Mepantigan, Silat Bakti Negara, Silat Gobleg, Silat Kerta Wisesa, Silat Seruling Dewata, dan lainnya.


• Nusa Tenggara Barat



o Silat Bima, Silat Walet Putih, Silat Sasak Lombok, Silat Rudat, Silat Macan Telaga Merah, Gantao, dan lainnya.


• Nusa Tenggara Timur


o Silat Alor, Silat Cendana Wangi, Silat Gagak Hitam, Silat Gebug, Silat Sumba, dan lainnya.


• Kalimantan Barat



o Silat Sambar, Silat Kapuas, Silat Tradisional Dayak, Silat Sanggau, Silat Landak, Silat Kubu, Silat Sekadau, dan lainnya.


• Kalimantan Selatan



o Pencak Silat Borneo Sepecut, Silat Banjar, Kuntau Banua, Silat Pukulan Patikaman, dan lainnya.


• Kalimantan Tengah

o Kuntau Bangkui, Silat Lawang Sekepeng, Kuntau Pangunraun Pitu, Silat Sakti Salamat Kambe, Silat Palampang Panerus Tinjek, dan lainnya.


• Kalimantan Timur


o Kuntau Kilan, Silat Harimau, Kuntau Kutai, Silat Candra Mawa Sakti, Silat Rimba, Silat Cahaya Mulawarman, Silat Limpas, Silat Elang, Silat Rajawali, Silat Pancar Dua Belas, Silat Teratai Merah, dan lainnya.


• Kalimantan Utara


o Silat Mance/Bemance, Silat Selor, Silat Kuntau, Silat Tokawit, Silat Naga Putih, Silat Malinau, dan lainnya.


• Gorontalo



o Silat Longgo (tanpa senjata), Silat Langga (menggunakan senjata), dan lainnya.


• Sulawesi Barat



o Silat Koajang Ngalo, Silat Kottau/Pakkottau/Paqmaccaq, Silat Mandar, dan lainnya.


• Sulawesi Selatan

o Silat Bugis, Silat Menca/Manca, Silat Pemencak Sangge, Silat Sendeng, Silat Gendrang Bajo, Silat Nur Rachmat, dan lainnya.


• Sulawesi Tenggara



o Silat Ewa Wuna/Silat Muna, Silat Balaba, Silat Harimau, Silat Mansa'a/Silat Wakatobi, dan lainnya.


• Sulawesi Tengah


o Silat Parigi, Silat Melati, Silat Harimau Kumbang, Silat Maragai/Cakalele, Silat Bungku, Silat Kuntau, Silat Elang Sakti, Silat Langka Tano, dan lainnya.


• Sulawesi Utara



o Silat Baginda, Silat Sangihe, Silat Perisai, dan lainnya.


• Maluku



o Beladiri Cakalele Tradisional, Silat Kaitetu, dan lainnya.


• Maluku Utara



o Silat Fajar Putih, Silat Tidore, dan lainnya.


• Papua


o Silat Bonggo, Cakar Macan, Silat Macan Putih, Ilmu Menombak, dan lainnya.


• Papua Barat



o Silat Teluk, Ilmu Menombak, dan lainnya.

Referensi Pustaka/Bacaan:


• Ditjen Kebudayaan | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


• “Maen Pukulan” dalam Tantangan Zaman - O'ong Maryono Pencak Silat Award


• Draeger, Donn F., Chambers, Quintin. Javanese Silat: The Fighting Art of Perisai Diri. Kodansha USA Inc,. 1979.


• Draeger, Donn F., The Weapons and Fighting Arts of Indonesia. Tuttle Publishing. 1992.


• Maryono, Oong. Pencak Silat: Merentang Waktu. Pustaka Pelajar. 1998.


• Maryono, Oong. Pencak Silat in the Indonesian Archipelago. Yayasan Galang. 2002.


• Nawi, G.J. Maen Pukulan – Pencak Silat Khas Betawi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2016.


• Orlando, Bob. Indonesian Fighting Fundamentals: The Brutal Arts Of The Archipelago. Paladin Press. 1996.


(Sumber: ‘Menjawab pertanyaan Daerah mana sajakah di Indonesia yang memiliki pencak silat dan apa nama aliran pencak silatnya?’ by Alex Cheung)


#SeninSilat

#AliranPencakSilatdiIndonesia

#PencakSilat

banjer