Seni yang dimiliki oleh Tamiang adalah salah satu dari sekian banyak seni dari suku bangsa lain, memiliki pola dan corak yang spesifik sepeti hal nya adalah pencak silat. Pada mulanya gerak-gerak bela diri ini adalah merupakan pengalaman-pengalaman yang mereka dapati dari mempertahankan diri diwaktu mereka menghadapi serangan-serangan dari binatang buas dan suku-suku lainnya.
Karakter
dari pencak silat Tamiang
bersifat keras, tetapi bagi suku Tamiang
dilarang keras untuk memulai suatu serangan kalaupun diserang warga aliran silat itu
sendiri haruslah
dihindari maka
pantanglah untuk
mundur walaupun
setapak, karena telah ditanamkan perinsip
“tumbok baleh
tumbok, sipak baleh sipak, satu tangkap tigo.
Pencat silat tidak hanya dilihat dari wujud ekspresi rasa keindahan yang dimiliki manusia, namun pencat silat mempunyai beberapa manfaat atau kegunaan baik untuk diri sendiri maupun
untuk khalayak ramai, pencak silat dapat menghibur
masyarakat setempat ataupun
luar
daerah dan
ditampilkan atau dipertontonkan sampai keluar
negeri.
Adapun manfaat pencak
silat bagi
masyarakat Tamiang adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai maksud pertama dari pelintau ini semula jadinya adalah
untuk membela diri,
maka
pelintau pada masa ini pun juga
dipergunakan sebagai gerak
bela
diri.
2. Karena adanya didalam pelintau ini gerak- gerak yang berupa variasi-variasi tari yang juga menunjukkan lemah gemulainya badan maka pelintau ini juga dipergunakan guna menghibur/memeriahkan didalam suasana pesta-pesta perkawinan, sunat rasul, turun mandi dan menyambut para tetamu yang dihormati
Dalam hal lain
juga
pencak silat
juga bermanfaat
bagi masyarakat Tamiang
adalah untuk membela diri, pencat
silat juga merupakan
kesenian warga Tamiang,
juga sebagai menyambut orang
terhormat baik yang dari daerah
Tamiang maupun dari luar daerah Tamiang, serta sebagai
penyambut pengantin.
Di
dalam pencak silat Tamiang terdapat beragam jenis gerakan. Adapun jenis gerakan yang terdapat dalam silat
pelintau adalah sebagai berikut :
1. Gerak
salam sembah yaitu berupa suatu sembah atau gerak yang dipergukan untuk menghormati para guru, para hadirin
dan
para
kawan bermain. Gerak ini perlu
dimantapkan kepada setiap penganut
pelintau untuk
menjaga keharmonisan
dalam bermain
dan kesadaran
diri sebagai
makhluk
yang lemah.
2. Gerak titi batang yaitu merupakan suatu gerak pembukaan guna mendapatkan keseimbangan tubuh disamping digunakan juga sebagai saat-saat berkonsentrasi dan perlu memantapkan langkah-langkah guna gerak selanjutnya.
3. Gerak
langkah tiga dan
langkah
empat
yaitu merupakan gerak langkah dasar
untuk pemecahan gerak-gerak
langkah selanjutnya. Dari dasar inilah akan terlihat beberapa
jurus langkah selanjutnya serta
timbulnya beberapa variasi langkah dan
gerak tangan
serta kerlingan
mata. Gerak
ini dipergunakan sebagai
gerak bela
diri dan memperindah dalam pencak dalam jenis seni. Sebagai tanda
penyelesaian
permainan pelintau ini diakhiri dengan
salam penyudah sebagai gerak
maaf pada hadirin kemudian pada kawan bermain dan terakhir
pada guru.
Dalam pencak
silat costum atau
pakaian
juga sangat berperan penting untuk
menambah keseragaman
dan
keindahan dalam melakukan suatu gerakan agar tampak lebih selaras
dan
serasi.
“Pakaian pendekar berwarna dasar
hitam,
berkain
samping, bertengkulok juga warna hitam, berikat pinggang
dan selalu berselip
pisau
kelewang yang digantungkan
diikat pinggang.
Pencak silat pelintau
Tamiang
menggunakan
seragam, memakai baju
dan celana berwarna hitam untuk
pria
maupun putri, memakai
tengkulok berwarna biru
bagi
pemain silat putri, memakai
selempang
berwarna merah
disebelah
kanan
untuk putra maupun putri dan
memakai kain
songket berwarna kuning emas.
Dalam pencak silat warna juga memiliki makna tersendiri yakni :
1. Warna hitam diartikan sebagai pendekar yang
gagah
berani.
2. Tengkulok berwarna biru lambangkan
warna Islam.
3. Selempang merah sebagai simbol keberanian,
kewibawaan
dan semangat kepahlawanan.
4. Songket berwarna kuning melambangkan tamiang.
Di Aceh Tamiang orang yang mempunyai kekuatan bela diri atau orang yang tahu pencak silat lebih diperhatikan karena Golkar menganggap bahwa dapat memberi tambahan kekuatan untuk partai Golkar dan dapat memberi pengaruh yang besar bagi masyarakat Tamiang umumnya. Pencak silat di Aceh Tamiang pada masa Orde Baru sangat berkembang, tetapi setiap kegiatan harus ada persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah Aceh Tamiang karena semua kegiatan harus diawasi oleh pemerintah.
Di masa Orde Baru pencak silat di
Aceh Tamiang
sangat berkembang bahkan di setiap daerah atau desa harus ada ilmu bela diri yang tujuannya untuk dapat menjaga
desa. Orang yang mempunyai
ilmu
bela diri yang kuat dan tangguh
bergabung de “Pada
masa itu pencak
silat sangat digalakkan oleh pemerintah karena dapat
membela negara
dan apabila
pemerintah memerlukan maka
mereka ditarik oleh
pemerintah untuk
diangkat menjadi intel
pemerintah
dan masyarakat
pun mendukung karena dapat membela negara.
Dari sekian
banyaknya seni budaya
yang ada di Tamiang
yang sangat menarik perhatian masyarakat.
Selain
tarian-tarian
adalah
pencak silat, selain
dapat
dipagelarkan sebagai hasil suatu
seni budaya tetapi
dapat pula
sebagai seni bela diri yang
tangguh dan populer di daerah Tamiang.
pencak
silat merupakan
budaya asli masyarakat Tamiang yang
mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat dibedakan dengan
pencak
silat lainnya.
Pencak silat Tamiang
bersifat halus, lemas dan lentur,
tidak suka
mengangkat lengan diatas bahu
dan tidak suka memulai sesuatu
serangan.
Hal ini dapat dijadikan budaya lokal masyarakat Tamiang, karena dimanapun
pencak silat Tamiang dimainkan tetap tidak menghilangkan sifat-sifatnya.
pencak silat Tamiang
sangat mahir
dalam melakukan gerakan bela diri dengan
menggunakan
senjata tajam yang berbahaya. Selain pencak silat kesenian lainyang dapat dimainkan sebagai
kesenian budaya Tamiang dalam acara
pernikahan
adalah binih dan dondang. Sayang, kesenian ini sama dengan pencak
silat yaitu
lebih
mengutamakan garak
kaki
dan tangan,
hanya saja kesenian ini lebih cenderung dimainkan oleh wanita.
Dengan demikian pencak silat di Tamiang
mempunyai nilai-nilai budaya
yang tinggi karena gerakan pencak silat
layak disajikan hingga kedaerah-daerah
luar sampai keluar
negeri, walaupun pencak silat tampil atau
dimainkan
diluar daerah tetapi tidak ciri khas
dari
budaya Tamiang itu sendiri.