Home

Sabtu, 30 Desember 2023

PELINTAU TAMIANG TITI BATANG


Siapa sih yang tidak pernah mendengar tentang pencak silat? Ya, salah satu kesenian bela diri asli Kepulauan Melayu ini secara luas dikenal di negara-negara Asia Tenggara tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, kesenian ini dapat ditemui di berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke tak terkecuali di provinsi Aceh. Kali ini, kita akan membahas eksistensi Pencak Silat di salah satu kabupaten di Aceh yaitu Tamiang.


Selain mengenal pencak silat sebagai sebuah kesenian bela diri, masyarakat Tamiang juga mengaitkan Pencak Silat dengan kesenian tari yang secara khusus disebut dengan Titi Batang di dalam permainan pencak silat Pelintau. Keduanya tentu memiliki perbedaan meski keduanya juga berkaitan dengan sebuah unsur yang sama, yaitu Pencak Silat. Sebagai sebuah kesenian bela diri, Pencak Silat lebih mengutamakan ketepatan dan presisi dalam bergerak dengan fungsi utama untuk melindungi diri. Di sisi lain, Titi Batang memiliki gerakan yang lebih luwes, terbuka, dan fleksibel. Mengapa demikian? Tentu kita tidak boleh melupakan bahwa Titi Batang di sini berperan sebagai sebuah tarian dengan fungsi utama menghibur audiens. Selain itu, musik tradisional Tamiang juga digunakan untuk mengiringi sebuah pertunjukan Titi Batang seperti gendang biola dan akuardion. Hal ini memberikan sebuah kebebasan yang tidak terdapat pada bela diri Pencak Silat yang digunakan untuk melindungi diri.


Dari sisi sejarah, tidak ada bukti peristiwa yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui asal mula kemunculan Titi Batang. Salah satu pendapat menyatakan bahwa kemunculan Titi Batang berhubungan erat dengan pelarangan praktik bela diri pada masa penjajahan Belanda. Melalui Titi Batang, masyarakat saat itu mampu belajar Pencak Silat secara diam-diam. Hal ini mungkin saja benar, mengingat bahwa persebaran sebuah kesenian bela diri seperti Pencak Silat sangatlah mengancam pendudukan Belanda di Indonesia. Namun, tetap saja ada kemungkinan bahwa bukanlah hal tersebut yang terjadi karena sejarah memiliki banyak sudut pandang yang berbeda-beda.


Pada dasarnya, Pencak Silat dan Titi Batang memiliki banyak keseragaman. Penggunaan tubuh dan anggota badan manusia sebagai unsur utama merupakan salah satunya. Awalnya, Pencak Silat diciptakan semata-mata hanya untuk membela diri. Pada perkembangannya, masyarakat menyadari bahwa gerakan Pencak Silat memiliki potensi keindahan dalam bentuk gerakan tubuh yang lugas sekaligus luwes yang menggambarkan upaya seseorang untuk membela diri. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab eksistensi Titi Batang dalam permainan pencak silat pelintau di masyarakat Tamiang.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin jarang ditemukan kawula muda yang mau melestarikan kesenian ini. Di Kabupaten Aceh Tamiang  sendiri sudah jarang ditemukan pagelaran yang mempertunjukkan Titi Batang PELINTAU. Jika tidak ada upaya dari generasi muda, kesenian ini hanya akan menjadi setitik debu dalam sejarah yang mudah dilupakan orang.







 

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. titi batang ini sering di lakukan untuk melewati alur atau sungai kecil

    BalasHapus

banjer