Tarian ini merupakan tari kreasi baru untuk menggambarkan bagaimana kerukunan hidup multi etnis yang berada didalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.
Sebagai pembuka tari adalah dengan irama Melayu sebagai simbolis warga asli yang selalu dalam geraknya gemulai tetapi tetap dinamis dan kemudian disusul dengan gerak- gerak tari Aceh kemudian berpindah ke tari yang berirama Tapanuli, berpindah lagi ke tari berirama Sunda, berpindah ke irama Minangkabau, dan ditutup dengan irama tepuk-tepuk tangan dari Tamiang.
Namun demikian cirri khas dari tarian Melayu Tamiang yaitu tetap diiringi dengan musik dan pantun, dimana kata-kata pantun itu telah diolah sedemikian rupa sehingga bercampurnya kata- kata asli dengan kata-kata dalam bahasa Tamiang.
Hal ini oleh pencetus ide dan penata tari untuk
menggambarkan bagaimana keserasian dan keindahan hidup berdampingan secara
damai walaupun berbeda suku. Tarian ini ditarikan oleh maksimum 12 orang penari
dan diiringi oleh 2 atau 3 penyanyi, irama musik disesuaikan dengan irama dari
masing-masing musik tradisional masing-masing suku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar