Home

Jumat, 10 November 2023

TARIAN_ TITI BATANG

 


Tarian ini merupakan tarian yang berasal dari kabupaten aceh tamiang, dahulu tarian ini sering dilakukan oleh suku tamiang. Tarian yang syarat dengan gerakan ketangguhan dan ketangkasan karena tarian ini sering dilakukan oleh pengawal pengawal  dari kerajaan untuk dipertunjukan kapada sang raja dan para tamu mulia raja.

 

Dalam suatu negeri kerjaan jika suatau kerajaan yang dinyatakan negerinya hebat, ciri salah satunya adalah memiliki pasukan tangguh, dikarena itu hal yang sering ditampilkan  untuk memuliakan tamu raja sering disuguhkan tarian TITI BATANG, dengan demikian tamu pun segan dan hormat kepada sang tuan rumah (si Raja) tersebut...

 

Tarian ini mencerminkan kuatnya kekuatan budaya tamiang yang dari dahulu tak lekang oleh waktu,,, dan kemegahan kerajaan melayu tamiang..... “ Diguyang buoleh, Dicabut te’ek ” inilah tamiang.

 

Tarian Titi Batang mempunyai tahapan

1.      Salam pembuka tiga sudut

2.      Langkah Mancang

3.      Bulat titi batang

4.      Buka pencak

5.      Salam pentup





TARIAN SONG SONG





Dimasyarakat Tamiang tarian ini sering digunakan disaat penyambutan tamu - tamu penting aatau pun penyambutan pengantin pada upacara pernikahan. Biasanya tarian ini dimainkan oleh para pendekar dengan bentuk gerak Mencak ( PELINTAU )

Pelintau sendiri adalah salah satu budaya turun temurun yang terdahulu dan sering di gunakan dalam kehidupan sehari hari, seperti acara sambutan, seni tari dan untuk pertahanan diri dari kejahatan yaitu bela diri karena itu disebut PELINTAU yang arti nya Semua Tahu_ semua bisa

Tradisi penyambutan dengan gerak SONG – SONG ini merupakan salah satu tahapan acara adat tari pembuka pada penyambutan tamu, 

Tahapan :

1.      1. Salam pembuka

2.      2. Langkah berikut

3.      3. Buka Pencak

4. Salam penutup



Minggu, 22 Oktober 2023

TARI AER ULAK



                Tarian ini berasal dari suku Tamiang Yang berada di kuala simpang Aceh Tamiang Provinsi Aceh Indonesia, Latar belakang tarian ini adalah kehidupan atau kepercayaan dengn adanya kehidupan selain manusia, makluk tak kasat mata atau kekuatan gaib, untuk memberi suatu petunjuk yang memberi petunjuk kadar baik atau buruk, 


Sabtu, 21 Oktober 2023

“Di guyang Boleh, Dicabut Te’ek”

 


MELESTARIKAN ADAT DAN MENJAGA BUDAYA PENCAK SILAT PELINTAU TAMIANG

Nama PELINTAU di ambil dari bahasa Tamiang asli yaitu : “Pelin” dan “Tau”. “Pelin” memiliki arti “Semua” sedangkan Tau memiliki arti “Tahu”, sehingga “PELINTAU” memilki arti “SEMUA TAHU”. Tujuan di bentuknya Silat pelintau Tamiang ini adalah untuk mengusir para penjajah Belanda dari tanah Tamiang serta sebagai pertahanan dari kerajaan Tamiang untuk menahan serangan dari musuh baik dari dalam maupun dari luar daerah.  

Seni bela diri pencak silat pelintau Tamiang adalah seni pencak silat yang lebih menonjolkan keindahaan seni bela dirinya. Bagi orang Tamiang tempo dulu Filosofinya Pelintau lahir dari kearifan Alam Tamiang. Para pendahulu belajar dari alam dan lingkungan sekitar. Silat pelintau adalah Pencak Silat Khas Suku Tamiang yang dimainkan secara berpasangan oleh pesilat laki-laki maupun pesilat wanita.

 

 Dulu silat pelintau di ajarkan secara sembunyi-sembunyi kepada para pemuda-pemuda Tamiang, dengan tujuan agar dapat mempertahankan diri dari serangan musuh serta membawa usaha-usaha untuk mengusir para penjajah dari Tamiang. Setelah masa kemerdekaan tepatnya di tahun 1953 Seni Pencak Silat Pelintau Tamiang di kukuhkan. Sejak saat itulah silat pelintau ini mulai di ajarkan secara terang-terangan dan mulai di pertunjukan kepada masyarakat umum.  Seiring perkembangan zaman silat Pelintau tidak hanya digunakan sebagai perlindungan diri, tetapi seni bela diri ini juga di pertunjukan dalam berbagai upacara adat, seperti Pernikahan, Turuntanah, Khitanan dan menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Menteri, Bupati dan Penjabat-penjabat tinggi lainnya.

 

 

 Dalam berbagai upacara adat tersebut silat pelitau memilki makna yang berbeda-beda di setiap adatnya. Pelintau dalam upacara pernikahahn di tujukan untuk mendidik dan menanamkan bahwa suami adalah pelindung keluarga, Pelintau dalam upacara turun tanah di tujukan bahwa telah lahir atau hadir seorang calon pemimpim dalam keluarga tersebut, sedangkan pelintau dalam acara khitan bermakna bahwa anak laki-laki tersebut telah baligh sehingga harus memiliki sifat keberanian karena kelak akan menjadi pelindung keluarga.

Dalam masyarakat Tamiang Silat Pelintau terdiri dari dua jenis yakni silat Songsong dan silat Rebas Tebang. Silat Songsong digunakan untuk menyambut tamu kehormatan dan menyambut besan dalam upcara pernikahan. Sedangkan silat Rebas Tebang untuk menyambut mempelai laki-laki di dalam upacara pernikahan, upacara turun tanah dan upacara khitanan. Silat pelintau sendiri memilki empat pola dasar gerakan. Pertama gerakan salam sembah, yaitu untuk memberikan penghormatan kepada guru dan hadirin sebagai symbol keharmonisan dan kesadaran sebagai makhluk biasa. Kedua gerak titi batang, yaitu gerakan pembuka untuk mendapat keseimbangan dan konsentrasi sebelum memulai langkah selanjutnya. Ketiga, yaitu gerak langkah tiga atau langkah empat untuk memecah gerak-gerak selanjutnya yang berupa jurus atau langkah yang bervariasi. Keempat yakni gerak salam terakhir yang merupakan symbol permohonan maaf kepada guru, hadirin dan lawan main.

Pertunjukan silat pelintau  Tamiang ini diiringi oleh alat-alat music tradisional, seperti Gendang, Biola, Akordion. Iringan alat music ini bertempo sedang hingga cepat, menghadirkan suasana penuh semangat dan enerjik. Para pemain silat pelintau terdiri dari pesilat laki-laki maupun pesilat perempuan. Para pesilat ini menggunakan pakaian berupa baju lengan panjang dan celana panjang yang berwarna hitam. Selain itu pesilat laki-laki juga mengunakan Tenguluk yakni sebuah ikat kepala, sedangkan pesilat perempuan menggunakan jilbab berwarna hitam. Tak hanya itu penampilan para pesilat juga dilengkapi dengan selempang dan kain songket yang di ikat di pinggang.

Silat pelintau tidak hanya di pertunjukan di Aceh saja, tetapi seni bela diri ini juga kerap dipertunjukan dalam helatan budaya di berbagai provinsi. Silat Pelintau juga sudah menjadi silat internasional dan bahkan Silat Pelintau telah di tetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang di tetapkan pada tanggal 16-18 agustus 2019 dan di sahkan pada tanggal 8 Oktober 2019 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Prof. Dr. Muhatjir Efendi.


 Silat pelintau sudah mengikuti berbagai fesitival dari tahun 1976-hingga sekarang beberapa festival di antaranya:

1        1. Festival Pencak Silat di Malaysia pada tahun 1976   

2        2. Festival Pencak Silat di Danau Singkarak (sumatera Barat) pada tahun 1998

3        3. Festival Pencak Silat di Masjid Istiqlaldi Jakarta pada tahun 1991

4        4. Festival ITTF di Lhokseumawe pada tahun  1997

5.     5. Festival Pencak silat dalam rangka ulang tahun ke-60 IPSI di Pedepokan Silat Jakarta pada tahun 2008

6        6. Pernah mengikuti pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pada tahun  2019 di Jakarta.

7        7. Festival Serumpun Melayu Raya di Aceh Tamiang pada tahun 2022

8        8. Festival kemilau seni di aceh Tamiang pada tahun 2022.

9       9.  Festival gerakan 1000 pemdekar


  Silat pelintau juga baru-baru ini menggelar aksi gerakan 1000 pendekar yang di adakan di Tribun Kantor Bupati Aceh Tamiang dalam rangka Melestarikan adat dan Mejaga Budaya. Pencak silat adalah bagian dari Budaya seni bela diri yang telah menjadi warisan dari para leluhur. Sehingga perlu adanya upaya untuk terus melestrikan adat dan Menjaga budaya kita ini. Apa lagi pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia. Artinya ketika kita merawat, Menjaga, dan melestarikan serta memajukan pencak silat, itu sama hal nya dengan kita melestarikan dan menjaga budaya bangsa kita ini. Apalagi Tradisi pencak silat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan Budaya Tak Benda. Pencak silat telah menjadi identitas dan pemersatu bangsa Indonesia. Dimana tradisi budaya Pencak silat ini mengandung nilai-nilai persahabatan dan sikap saling menghormati.








PELINTAU 

Pelintau merupakan seni beladiri pencak silat tradisional yang berasal dari tanah bumi muda sedia, Aceh Tamiang.

 yang pertama kali diajarkan oleh Maha Guru OK Said bin Unus. Pada masa itu, pelintau diajarkan secara sembunyi-sembunyi, Setelah masa kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1953, Pelintau pun mulai dikukuhkan. Sejak saat itu, pelintau mulai diajarkan secara terang-terangan dan mulai dipertunjukkan pada masyarakat umum hingga pada saat sekarang ini.

Pencak bagian hulu

Pelintau berasal dari kata pelin yang berarti semua dan kata tau yang berarti tahu atau mengetahui. Secara harfiah, Pelintau berarti semua tahu. Hal ini dikarenakan, pelintau memiliki urutan dan tahapan di mana setiap pemain harus melewati tahapan tahapan tersebut.


Gerakan dalam pelintau lahir dari pengamatan terhadap alam dan lingkungan sekitar. Pelintau tidak hanya berfokus pada gerakan tangan kosong. Beberapa senjata seperti pedang, pisau, dan toya juga kerap digunakan oleh para pesilat.

Pencak Silat pelintau disampaikan ditampilkan pada acara pesta-pesta perkawinan sebagai acara penyambutan tamu-tamu pada acara formal pemerintahan. Silat pelintau ini terdapat gerakan-gerakan dalam tari-tarian bela diri. Pencak silat pelintau bukan olah raga pencak silat yang dipertandingkan tapi lebih merupakan kesenian tradisional yang di pegelarkan  dalam suatu acara khusus dalam masyarakat Tamiang.

pencak bagian hilir


Pelintau tidak hanya dipertunjukkan di Aceh. Seni bela diri ini juga kerap dipertunjukkan dalam helatan budaya di berbagai provinsi. Pada tahun 2019, Pelintau Tamiang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh.








Minggu, 17 September 2023

 PENDEKAR

“Pendekar adalah ksatria pemberani yang tak pernah memiliki gemuruh kebencian dalam jiwa dan raganya. Pencak silat mengenal kemanusiaan, kasih sayang dan kesucian setiap individu, agama, budaya, ras di dunia ini,”  ITU DALAM ARTIAN PENCAK SILAT



PENDEKAR DI TEMPAH OLEH 5 PERKARA
1. Akal
2. Fisik
3. Rasa
4. Hati
5. Ruhani ( ketuhanan )


 


SILAT APA ITU SILAT

    


SILAT itu bisa di umpamakan seperti Golok atau Parang,

Di asah dulu baru di sarung,
Jadi gak asal bacok........ Berbahaya

Kemudian bersilat itu harus " Samik na Wa atok na "
Dengar dan ikuti Apa Kata guru








 

Rabu, 06 September 2023

ADAB BERGURU




Assalamualaikum WBT, bersempena dengan Hari Guru ini, sesuai rasanya kita bercerita tentang adab dalam berguru. Mudah-mudahan sedikit sebanyak pesanan ini sampai pada tempat maksudnya.
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, peribahasa melayu yang bermaksud, betapa mudahnya murid akan mengikuti perbuatan gurunya terutama perbuatan yang tidak baik. Dalam menuntut ilmu, contoh tauladan utama kepada murid ialah guru yang mengajar. Ilmu dan guru tidak boleh dipisahkan perumpamaannya. Sesuatu ilmu itu tidak boleh dipelajari tanpa guru kerana Syaikh Abu Yazid al Bustamiy menyatakan,
“Barangsiapa tidak memiliki guru maka gurunya adalah syaitan.” (Tafsir Rûhul Bayân, 5/264).
Maka, adalah satu kewajipan untuk kita mencari seorang guru yang mursyid supaya kita tidak disesatkan oleh syaitan.


Martabat guru sentiasa disanjung tinggi, malah, mereka yang berilmu juga diangkat tinggi kedudukannya di sisi agama, termasuklah di dalam satu hadis Nabi Muhammad SAW:
“Kelebihan orang yang berilmu berbanding abid samalah seperti kelebihan bulan purnama berbanding segala bintang.” (Sunan Abu Daud dan at-Tirmizi).
Di dalam Perguruan Seni Silat, adab berguru amat ditekankan, antaranya adalah sentiasa memberikan ucapan salam dan bersalaman dengan guru. Hal ini dapatkan mengeratkan rasa kasih kepada guru dan menambah keberkatan dalam menuntut ilmu. Manfaat dari ilmu yang berkat, insyaallah ia akan dapat menjaga diri dan keluarganya, selain berbakti kepada agama, bangsa dan negara.
Daripada Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW bersabda:
لا تَدْخُـلُوا الـجَنَّةَ حتـى تُؤمِنُوا، ولا تُؤمِنُوا حتـى تَـحابُّوا أوَلا أدُلُّكُمْ علـى شَيءٍ إذا فَعَلْتُـمُوهُ تَـحَابَبْتُـمْ؟ افْشُوا السّلامَ بَـيْنَكُمْ
Maksudnya: “Mereka tidak akan masuk syurga sehingga mereka beriman dan tidak beriman mereka itu sehingga mereka berkasih sayang. Adakah kalian mahu aku tunjukkan sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya nescaya kalian akan saling menyayangi sesama kalian? Sebarkanlah salam sesama kalian”. [Riwayat Muslim, no. Hadith 81].
Selain salam, seorang murid hendaklah sentiasa menghormati dan tidak menyanggah kata-kata gurunya dengan cara yang tidak sopan. Guru telah banyak memberikan tunjuk ajar kepada kita, sekiranya terdapat sebarang kemusykilan, perlulah diajukan kepada guru supaya tidak tersesat jalan. Malah, seorang guru sentiasa mendoakan kesejahteraan murid-muridnya, maka wajar bagi setiap murid untuk mendoakan kebaikan buat gurunya.


Semoga kita dijauhkan dari perbuatan menyakiti hati guru dan menidakkan jasa-jasa guru. Perbuatan yang sedemikian amatlah tercela dan bakal mengundang balasan yang berat dari Allah S.W.T. Sebagai contoh didalam persilatan, gurulah yang menunjukkan dan mendidik kita dari terkial-kial menyorong pelebat hinggalah kita berjaya menguasai ilmu persilatan tersebut. Dari mulai membuka satu gelanggang sehingga berpuluh gelanggang yang diselia.
Pada suatu masa, bila sampai rasa sombong, guru dirasakan tidak perlu, adab dan tertib mula diabaikan, guru dipinggirkan. Tanpa sebarang mandat, murid kini menganggap beliau telah mencapai tahap guru, nasihat diabaikan,warisan tidak dipedulikan. Maka, bersedialah, bak peribahasa guru kencing berdiri, murid kencing berlari, perbuatan yang sama malah lebih terkutuk bakal dilakukan oleh anak-anak yang dididik oleh murid tersebut. Mereka telah menyaksikan perbuatan sumbang guru mereka, maka mereka mencontohinya. Bermulalah kerosakan dalam adab dan tertib persilatan tersebut.


Sebagai ahli dan pengamal silat, hendaklah kita menjaga adab dalam berguru, kasihilah guru dan dengarlah pesanan guru. Semoga beroleh ilmu yang berkat, kerana disebalik keberkatan itu tersimpan kekuatan dalam menjayakan perjuangan.
Kalau berburu ke padang datar,
Dapatlah rusa berbelang kaki.
Kalau berguru kepalang ajar,
Ibarat bunga kembang tak jadi.
Selamat Hari Guru buat guru-guru yang dikasihi, serta Al-Fatihah dihadiahkan buat guru-guru terdahulu. Semoga guru-guru kita sentiasa dalam lindungan Allah SWT. Amin.


Seni beladiri pencak silat tradisional pelintau tamiang



Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di Istora Senayan, Jakarta






banjer