Pencak
silat sudah ada sejak lama, lebih tua dari pada sejarah
Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri.
Silat yang berkembang
pada kerajaan-
kerajaan di Nusantara, digunakan untuk
memberi teknik beladiri berperang kepada
prajurit. Prajurit-prajurit
disetiap kerajaan
sudah dibekali dengan
keterampilan dan
teknik-teknik pembelaan diri sesuai
dengan teknik silat yang
berkembang di
masing- masing
daerah Nusantara, termasuk
daerah Aceh Tamiang. Di Aceh
Tamiang silat sudah ada sejak jaman
penjajahan Belanda,
akan
tetapi masyarakat masih berlatih secara sembunyi-sembunyi di hutan rimba agar
tidak diketahui oleh prajurit Belanda.
Mereka berlatih secara sembunyi- sembunyi
pada malam hari dengan menggunakan obor Pada mulanya gerak-gerak beladiri ini
merupakan pengalaman-pengalaman mereka
ketika mereka mempertahankan diri dari serangan binatang
buas, penjajah dan suku-suku lain. Akibat terlampau sering mereka diserang,
maka timbul beberapa itikad baik
dari pemuda suku Tamiang untuk mendapatkan ilmu yang mereka
hubungkan dengan ilmu kebatinan. Hal ini sesuai dengan
kegemaran para pemuda Tamiang pada jaman dahulu
yaitu pergi bersemedi ke tempat-tempat yang suci.
Silat Tamiang sedikit banyaknya dipengaruhi
oleh budaya dan agama luar seperti
budaya hindu, budha
dan Islam
Silat
yang berkembang di Kerajaan Tamiang
ketika itu merupakan kemampuan beladiri yang dipelajari oleh
prajurit-prajurit kerajaan untuk berperang melawan musuh demi menjaga keutuhan
kerajaan. Setelah Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintahan
tidak lagi berada
di kerajaan Tamiang, akan tetapi sudah berpindah pada
pemerintahan pusat di Batavia (Jakarta). Hal ini menyebabkan kesenian yang pada
awalnya berkembang di kerajaan, lama kelamaan berkembang juga dimasyarakat luas
yang ditandai dengan berdirinya Perguruan Silat Pelintau oleh Maha guru OK.
Said di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
OK. Said adalah seniman
biasa yang peduli terhadap kebudayaan suku Tamiang
sehingga beliau mengembangkan kesenian yang ada di kerajaan
ke masyarakat termasuk kesenian Silat Song- song. Pada awalnya sebelum
Indonesia merdeka OK. Said hanyalah seorang pemuda biasa
yang gemar pergi bersemedi ke
tempat-tempat yang dianggap suci.
Sepulang dari bersemedi, beliau menemukan ilmu kebatinan dan menerapkannya pada
gerak-gerak silat dan beliau
mulai berlatih serta mengajarkan kepada pemuda-pemuda Tamiang untuk belajar
silat agar dapat membela diri dari serangan
musuh atau binatang buas. OK. Said mendirikan Perguruan Silat Pelintau
pada tahun 1953.
Kata Pelintau berasal dari bahasa Tamiang
yang artinya, Pelin berarti semua dan Tau berarti tahu, jadi Pelintau berarti
semua tahu. Perguruan Silat Pelintau didirikan sebagai bagian dari kesenian
beladiri yang sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Perguruan Silat Pelintau di kenal, dikagumi dan dihormati sebagai gerak
beladiri milik suku Tamiang. Karena geraknya yang indah dan mudah dipelajari
maka silat Tamiang juga
berfungsi sebagai silat penyambutan dan hiburan.
asal jadi semulo jadi
BalasHapus