Home

Kamis, 22 September 2022

SONG-SONG BAGIAN PENTING DARI SILAT PELINTAU

 



 1. makna dan fungsi

Silat Song Song Merupakan silat penyambutan pengantin maupun penyambutan tamu-tamu agung.



Di dalam penyambutan pengantin, Silat Song-song adalah bagian dari tahapan kedua upacara perkawinan masyarakat Aceh Tamiang. Adapun urutan upacara penyambutan pengantin pria datang sampai bertemu dengan pengantin wanita di pelamina yaitu :

(1) pertukaran Tepak sirih antara kedua keluarga pengantin,

(2) Silat Song- song 

(3) Tari  penyambutan  pengantin yang berupa tari Sekapur Sirih,

(4)  Berbalas pantun antara kedua pihak keluarga pengantin bersamaan 

        dengan penaburan beras padi,

(5) palang pintu..


2. sejarah 




 

Pada awalnya Silat Song-song hanya dipertunjukkan dikalangan kerajaan Tamiang saja untuk penyambutan tamu- tamu raja. Dahulunya, di Aceh Tamiang masih menggunakan sistem kasta yaitu masyarakat tidak diperbolehkan belajar serta mengetahui tentang kesenian- kesenian yang berkembang di lingkungan kerajaan Tamiang termasuk Silat Song- song. 

Awal  terciptanya  Silat  Song-song ini tidak teridentifikasi siapa penciptanya dan pada tahun berapa diciptakan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 tidak ada lagi sistem kasta, kekuasaan sepenuhnya berada di pemerintahan pusat sehingga masyarakat Tamiang boleh mempelajari kesenian  yang berkembang di kerajaan termasuk kesenian Silat Song- song.

OK. Said bukan keturunan raja, tetapi tinggal di dekat kerajaan yang perduli kesenin Tamiang. Beliau mulai memperkenalkan Silat Song-song dan mengembangkan kesenian tersebut ke masyarakat agar tidak punah.

Kemudian beliau  mendirikan  Perguruan  Silat Pelintau sebagai wadah agar pemuda- pemuda berlatih silat. Sejak saat itu pula, OK. Said mengembangkan fungsi Silat Song-song sebagai silat penyambutan pengantin dan tamu tamu besar.




Setelah OK. Said  wafat pada  tahun1970, Perguruan Silat Pelintau diteruskan oleh muridnya yang bernama Nyak Timbang (1970-1996). Pada masa kepemimpinan Nyak Timbang terjadi perubahan yakni, silat Song-song yang pada  mulanya  dilakukan  oleh  laki- laki saja, pada masa Nyak Timbang sudah diperbolehkan dilakuan oleh perempuan. Alasan perubahan tersebut adalah, perempuan juga  harus belajar silat demi keselamatan dirinya dari segala bahaya yang mengganggunya. Perubahan ini diteruskan sampai sekarang  setelah Nyak Timbang wafat pada tahun 1996.

Di masa pengurusan bapak  Nukman,  “Tidak  ada terjadi perubahan-perubahan yang mendasar tentang gerak, pakaian, dan properti. Semuanya masih dalam pengajaran dari guru sebelumnya yaitu Nyak  Timbang”.  

 

3. Jenis Ragam gerak

Silat Song-song  merupakan  satu  paket  gerak silat  yang terdiri dari dua  ragam  gerak silat yaitu :

(1)   menyambut   pengantin



   dengan pesilat  berbaris  menggunakan  pola simetris membentuk dua garis memanjang ke  belakang  sebagai  simbol  membuka jalan untuk rombongan.

(2)  Rencah  Tebang  batang  pisang



 Rencah  Tebang  batang  pisang yaitu   menebas   batang   pisang   dengan menggunakan senjata tajam berupa pedang panjang yang disebut pedang rencah yang di mainkan Dua pesilat bertarung lalu menebas batang pisang yang berjumlah ganjil. 

Rencah tebang memiliki makna simbolik yaitu membuang halangan dan rintangan sebagai pengganggu jalannya  kehidupan baru bagi rumah tangga kedua pengantin. Batang pisang yang akan ditebang harus berjumlah  ganjil.




    Dalam bahasa  Tamiang,  Rencah  berarti menebang batang kayu yang masih kecil- kecil dengan jumlah yang banyak sedangkan Tebang berarti memotong kayu yang besar dan membutuhkan berkali-kali menebasnya. 

    Dalam melakukan hal ini, masyarakat Aceh Tamiang menggunakan batang pisang sebagai simbol membuang halangan dan rintangan menuju rumah pengantin wanita sehingga tidak  ada  lagi  hal- hal  yang  melintang selama perjalanan.

    Rencah Tebang merupakan silat laga yang dilakukan oleh dua orang pesilat yang beradu kekuatan. Kedua pesilat tersebut melakukan gerak improvisasi sehingga   tidak   membentuk   pola   yang baku. akan tetapi gerak  yang digunakan merupakan  hasil  eksplorasi  dari   gerak dasar silat Pelintau Tamiang. 

    Ketika beradu, kedua pesilat menggunakan senjata tajam sejenis pedang panjang yang sering disebut pedang tajam sehingga  batang  pisang yang  akan ditebang  akan  runtuh  sekali tebas.   

    Batang   pisang   tersebut    harus ada  kaitannya  dengan Ketuhanan. berjumlah  ganjil  karena  erat  kaitannya pada religius karena masyarakat Aceh Tamiang mayoritas beragama Islam sehingga  Rencah tebang memiliki makna simbolik yaitu membuang halangan dan rintangan sebagai pengganggu jalannya  kehidupan baru bagi rumah tangga kedua pengantin.





1 komentar:

banjer