Nama PELINTAU TAMIANG di ambil dari bahasa Tamiang asli yaitu;
PELIN berarti semua, sedangkan TAU berarti tau atau mengerti. Jadi, PELINTAU
memiliki makna atau arti SEMUA TAU, baik fisik maupun spiritual. Pencaksilat
seni Pelintau Tamiang di kukuhkan pada 3 September 1953 yang di Pimpin oleh
seorang guru yang bernama OK SAID bin UNUS.
Dalam gejolak pemerintahan kerajaan Tamiang yang sangat mempratinkan
dimana terlalu banyak serangan musuh dari luar dan dalam daerah timbul lah rasa
keperihatinan seorang pemuda asli Tamiang yang bernama OK SAID bin UNUS yang
lahir pada tahun 1912 untuk mempertahankan Tamiang dari gangguan dalam maupun
luar Tamiang.
Pada saat OK SAID bin UNUS berumur 15 tahun beliau meninggalkan
kampung halamanya untuk mencari ilmu kesaktian. Beliau melakukan pertapaan di
gunung Titi tali akar di daerah Hulu Tamiang, kemudian beliau melanjutkan
perjalanan nya ke Samosir. Di dalam perjalanan nya beliau terus menuntut Ilmu
dari beberapa orang guru, dari situlah beliau mempelajari ilmu Pencaksilat dari
satu guru ke guru yang lain hingga ia
sampai ke Samosir. Sesampai beliau ke Samosir beliau melakukan pertapaan
kembali di makam Nun begu.
Setelah itu beliau melanjutkan perjalanan nya hingga sampai ke
Kisaran, di sana beliau berguru kembali keada Tuan Syeh Silo, setelah selesai
berguru dengan Tuan Syeh Silo beliau kembali lagi ke kampung halaman nya yaitu
pulang lagi ke Tamiang.Sesampainya beliau di Tamiang beliau berguru kembali kepada
Tengku Lotan, setelah berguru dari Tengku Lotan beliau mulai menggembangkan
ilmu nya dengan membuka gelanggang Pencak silat di beberapa daerah di wilayah Tamiang,
dengan berkat kegigihan nya beliau
mengajarkan ilmu bela diri pencak silat, beliau banyak melahirkan murid-murid
yang tangguh yaitu di antaranya :
1.
Alm Muhammad Nyak timbang
2.
Alm
Abdul Hamid
3.
Alm Abdul Rahman
4.
Alm Abdul Halim
5.
Alm Abdul Siddik
6.
Alm Yahya
7.
Alm Lebay Yusuf
8.
Alm Hasyim
9.
Alm Muda Kaum
Pada saat itu
Pencak Silat Pelintau Tamiang pernah mengadakan pertunjukan Pencaksilat di
depan presiden R.I yang pertama Bapak SUKARNOE di Kutaraja Banda Aceh.
Setelah beliau
wafat pada tahun 1970 maka Pencak silat Pelintau Tamiang di ambil alih oleh
seorang murid beliau yang bernama MUHAMMAD NYAK TIMBANG, dialah yang meneruskan perguruan
Pencak silat Pelintau Tamiang.
Pada masa
kepemimpinan Nyak Timbang perguruan pencak silat pelintau Tamiang ini pernah
mengikuti:
1.
Festival
Pencak silat di Malaysia pada tahun 1976.
2.
Festival
Pencak silat di Danau Singkarak (Sumatra Barat) pada Tahun 1988.
3.
Festival
Pencak Silat di Mesjid Istiqlal (Jakarta) pada Tahun 1991.
Kemudian
setelah Nyak Timbang wafat pada tahun 1996 , maka kepemimpinan Perguruan Pencak Silat Pelintau Tamiang di
pimpin oleh Pak NOKMAN hingga saat
sekarang ini.
Semasa
kepemimpinan Pak Nukman bin Karim, Pencaksilat Pelintau Tamiang pernah
menyambut pejabat negara , dan sering membawa anggota nya keluar daerah dan
keluar provinsi Aceh untuk ;
1.
Menyambut
Mentri dalam negeri
2.
Menyambut
Mentri Sosial
3.
Menyambut
Mentri Olah Raga
4.
Menyambut
Mentri Pendidikan
5.
Menyambut
Mentri Kesehatan
6.
Menyambut
KASAT
7.
Menyambut
pengantin (acara resepsi penikahan)
Silat Pelintau juga selalu
keluar daerah yaitu ;
Ø Banda Aceh
Ø Sabang
Ø Lhokseumawe
Ø Padang
Ø Medan
Ø Siak Pekan Baru
Ø Palembang
Ø Taman Ismail Marjuki (Jakarta )
Ø Mesjid istiqlal ( Jakarta )
Ø Keraton ( Djokjakarta )
Ø T.M.I Anjungan Rumah Adat
Aceh (Jakarta )
Ø Depok ( Jakarta )
Ø Cilegon ( Banten )
Perguruan seni silat Pelintau Tamiang menguasai
beberapa permainan, yaitu mulai dengan tanggan kosong, bermain tongkat atau
toya hingga mengunakan senjata tajam.
Adapun permainan Pencaksilat Pelintau
Tamiang sampai saat sekarang ini adalah :
· Pembukaan Song-song
· Pembukaan Bulat
· Bermain Rencah Tebang batang pisang
· Bermain jurus Tunggal
· Bermain Tangan kosong
· Bermain pisau satu
· Bermain pisau dua
· Bermain toya atau Tongkat
· Bermain pedang Laga
· Bermain 1 lawan 3 atau 1 lawan 4
Dan Pencaksilat Pelintau Tamiang juga
dapat mempersembah kan sebuah tarian yaitu tari piring yang biasa nya di
lakukan oleh pemain putri yang berjumlah 4 sampai 8 orang untuk di tarikan pada
saat malam berinai dengan properti cicin yang terbuat dari timah serta 2 buah
piring kecil per orang.
Adapun
di setiap penampilan nya Pencaksilat Pelintau Tamiang mengunakan seragam yang
terdiri dari :
Ø Memakai baju dan celana berwarna
hitam untuk Putra maupun Putri
Ø Memakai tengkuluk berwarna biru ke hijau-hijauan bagi pemain silat
Putra, serta memakai jilbab berwarna biru bagi pemain Putri
Ø Memakai selempang berwarna merah bagi pemain Putra maupun Putri
Ø Serta memakai samping kuning
Putra maupun Putri.
Sedangkan
untuk alat musik pengiring silat terdiri dari ;
· Gendang
· Biola
· Gong